INFO SAINS AND HEALTH



Krim Pemutih Kulit
Berbagai produk pemutih sekarang ini, gencar dipromosikan dimedia massa dan televisi.Produk-produk yang demikian sering menjadi penyebab utama berbagai penyakit. Gangguan yang dapat timbul akibat penggunaan produk tersebut adalah penyakit kulit yang berupa iritasi atau alergi sampai penumpukan bahan kimia di dalam tubuh yang sangat potensial menjadi penyebab kanker.Memilih suatu produk memang harus hati-hati jangan sampai mengakibatkan keadaaan yang lebih buruk pada kemudian hari.
Krim pemutih kulit pada dasarnya hanya memiliki kemampuan untuk memucatkan noda hitam atau coklelat pada kulit. Penggunaanya dalam waktu lama diharapkan dapat menghilangkan atau mengurangi hiperpigmentasi (kelebihan zat warna pada kulit). Namun, krim pemutih yang merupakan campuran bahan kimia dan bahan lain itu jika digunakan terus menerus kemungkinan akan menimbulkan pigmentasi dengan efek yang tetap. Menurut Badan POM, bahan kimia yang berupa merkuri sudah dilarang penggunaanya sebagai campuran kosmetik karena akan mengendap dibawah kulit dan dapat menimbulkan kanker. Maka berhati-hatilah pada saat pembelian krim pemutih.



PENEMUAN TERBARU MENGENAI KANKER HATI

April 2nd, 2009

Penemuan terbaru mengenai kanker hati! Jangan Tidur Terlalu Malam ! Para dokter di National Taiwan Hospital baru-baru ini mengejutkan dunia kedokteran karena ditemukannya kasus seorang dokter muda berusia 37 Tahun yang selama ini sangat mempercayai hasil pemeriksaan fungsi hati(SGOT, SGPT) ,tetapi ternyata saat menjelang Hari Raya Imlek diketahui positif menderita kanker hati sepanjang 10 cm!!.
Selama ini hampir semua orang sangat tergantung pada hasil indeks pemeriksaan fungsi hati ( Liver Function Index ). Mereka menganggap bila pemeriksaan hasil index yang normal berarti semua OK. Kesalahpahaman macam ini ternyata juga dilakukan oleh banyak dokter specialis, benar benar mengejutkan, para dokter yang seharusnya memberikan pengetahuan yang benar pada masyarakat umum, ternyata memiliki pengetahuan yang tidak benar.
Pencegahan kanker hati harus dilakukan dengan cara yang benar. Tidak ada jalan lain kecuali mendeteksi dan mengobatinya sedini mungkin, demikian kata dokter Hsu Chin Chuan. Tetapi ironisnya, ternyata dokter yang menangani kanker hati juga bias memiliki pandangan yang salah, bahkan menyesatkan masyarakat, inilah penyebab terbesar kenapa kanker hati sulit untuk disembuhkan.
Saat ini ada pasien dokter Hsu yang mengeluh bahwa selama satu bulan terakhir sering mengalami sakit perut dan berat badannya turun sangat banyak. Setelah dilakukan pemeriksaan supersound baru diketemukan adanya kanker hati yang sangat besar, hamper 80% dari livernya(hati) sudah termakan habis. Pasien sangat terperanjat, ” Bagaimana mungkin ? Tahun lalu baru melakukan medical check-up dan hasilnya semua normal.
Bagaimana mungkin hanya dalam waktu 1 tahun yang relative singkat dapat tumbuh kanker hati yang demikian besar?” Ternyata check-up yang dilakukan hanya memeriksa fungsi hati. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan ” normal “. Pemeriksaan fungsi hati adalah salah satu item pemeriksaan hati yang paling dikenal oleh masyarakat. Tetapi item ini pula yang paling banyak disalahpahami oleh masyarakat kita ( Taiwan ). Pada umumnya orang beranggapan bahwa bila hasil index pemeriksaan fungsi hati menunjukkan angka normal berarti tidak ada masalah dengan hati. Tetapi pandangan ini mengakibatkan munculnya kisah-kisah sedih karena hilangnya kesempatan mendeteksi kanker sejak stadium awal.
Dokter Hsu mengatakan, SGOT dan SGPT adalah enzim yang paling banyak ditemui didalam sel-sel hati. Bila terjadi radang hati atau karena satu atau sebab lain sehingga sel-sel hati mati, maka SGOT dan SGPT akan lari ke luar. Hal ini menyebabkan kandungan SGOT dan SGPT didalam darah meningkat. Tetapi tidak adanya peningkatan angka SGOT dan SGPT bukan berarti tidak terjadi pengerasan hati atau tidak adanya kanker hati. Bagi banyak para penderita radang hati , meski kondisi radang hati mereka telah berhenti, tetapi didalam hati(liver) mereka telah terbentuk serat-serat dan pengerasan hati.. Dengan terbentuknya pengerasan hati, maka akan mudah sekali untuk timbul kanker hati.
Selain itu, pada stadium awal kanker hati, index hati juga tidak akan mengalami kenaikan. Karena pada masa-masa pertumbuhan kanker, hanya sel-sel di sekitarnya yang diserang sehingga rusak dan mati. Karena kerusakan ini hanya secara skala kecil maka angka SGOT dan SGPT mungkin masih dalam batas normal, katakanlah naik pun tidak akan terjadi kenaikan tinggi. Tetapi oleh karena banyak orang yang tidak mengerti akan hal ini sehingga berakibat terjadilah banyak kisah sedih.
Penyebab utama kerusakan hati adalah :
  1. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang adalah penyebab paling utama.
  2. Tidak buang pada pagi hari.
  3. Pola makan yang terlalu berlebihan.
  4. Tidak makan pagi.
  5. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan.
  6. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet,zat tambahan, zat pewarna, pemanis buatan.
  7. Minyak goreng yang tidak sehat. Sedapat mungkin kurangi penggunaan minyak gorieng saat menggoreng makanan, hal ini juga berlaku meski menggunakan minyak goreng terbaik sekalipun seperti olive oil.
  8. Mengkonsumsi masakan mentah atau dimasak matang 3-5 bagian. Masakan yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan.
Kita harus melakukan pencegahan dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Cukup atur gaya hidup dan pola makan sehari – hari. Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna sesuai dengan “jadwalnya “. Sebab :
  1. Malam hari pk 21.00 – 23..00 : adalah pembuangan zat-zat tidak berguna/beracun(de-toxin) dibagian system antibody (kelenjar getah bening). Selama durasi waktu ini seharusnya dilalui dengan suasana tenang atau mendengarkan musik. Bila saat itu seorang ibu rumah tangga masih dalam kondisi yang tidak santai seperti misalnya mencuci piring atau mengawasi anak belajar, hal ini dapat berdampak negative untuk kesehatan.
  2. Malam hari pk 23.00 – dini hari 01.00 : saat proses de-toxin dibagian hati, harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
  3. Dini hari 01.00 – 03.00 : proses de-toxin dibagian empedu, juga berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
  4. Dini hari 03.00 – 05.00 : de-toxin dibagian paru-paru, sebab itu akan terjadi batuk yang hebat bagi
  5. penderita batuk selam durasi waktu ini. Karena proses pembersihan (de-toxin) telah mencapai saluran pernapasan, maka tidak perlu minum obat batuk agar supaya tidak merintangi proses pembuangan kotoran.
  6. Pagi pk 05.00 – 07.00 : de-toxin di bagian usus besar, harus buang air besar.
  7. Pagi pk 07.00 – 09.00 : waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil, harus makan pagi. Bagi orang yang sakit sebaiknya makan lebih pagi yaitu sebelum pk 06.30. Makan pagi sebelum pk 07.30 sangat baik bagi mereka yang ingin menjaga kesehatannya.
Bagi mereka yang tidak makan pagi harap mengubah kebiasaannya ini, bahkan masih lebih baik terlambat makan pagi hingga pk 9-10 daripada tidak makan sama sekali. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang akan mengacaukan proses pembuangan zat-zat yang tidak berguna. Selain itu, dari tengah malam hingga pukul 4 dini hari adalah waktu bagi sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah. Sebab itulah, Tidurlah Nyenyak dan Jangan Begadang.
Dialih bahasakan secara bebas dari artikel berbahasa Mandarin oleh : Siwu ( 09 Juni 2007 )


HARAP DISEBARLUASKAN PENGETAHUAN INI KEPADA SEGENAP KELUARGA , TEMAN-TEMAN DAN REKAN-REKAN SERTA RELASI YANG KITA CINTAI SUPAYA DAPAT TERHINDAR DARI PENYAKIT YG AKAN MEMBAWA MAUT & MALAPETAKA DALAM KEHIDUPAN INI. TOLONGLAH ORANG LAIN SEBANYAKNYA





INTERAKSI BAHAN PANGAN DENGAN KEMASAN


A. PENYIMPANGAN MUTU
Penyimpangan mutu adalah penyusutan kualitatif dimana bahan mangalami
penurunan mutu sehingga menjadi tidak layak dikonsumsi manusia. Bahan pangan
yang rusak mengalami perubahan cita rasa, penurunan nilai gizi atau tidak aman lagi untuk dimakan karena mengganggu kesehatan. Pada kondisi ini maka makanan sudah kadaluarsa atau melewati masa simpan (shelf life). Penyusutan kuantitatif mengakibatkan kehilangan jumlah atau bobot hasil pertanian, dan ini disebabkan oleh penanganan yang kurang baik atau karena gangguan biologi (proses fisiologi, serangan serangga dan tikus). Susut kuantitatif dan susut kualitatif ini penting dalam pengemasan, dan susut kualitatif lebih penting dari susut kuantitatif.
Pengemasan dapat mempengaruhi mutu pangan antara lain melalui:
1. perubahan fisik dan kimia karena migrasi zat-zat kimia dari bahan kemas
(monomer plastik, timah putih, korosi).
2. perubahan aroma (flavor), warna, tekstur yang dipengaruhi oleh perpindahan
uap air dan O2.

B. PERUBAHAN YANG TERJADI PADA BAHAN PANGAN
Bahan pangan akan mengalami perubahan-perubahan selama penyimpanan,
dan perubahan ini dapat terjadi baik pada bahan pangan segar maupun pada bahan
pangan yang sudah mengalami pengolahan. Perubahan-perubahan yang terjadi dapat berupa perubahan biokimia, kimia atau migrasi unsur-unsur ke dalam bahan pangan.

1. Perubahan Biokimiawi
Bahan-bahan pangan segar (belum terolah) misalnya biji-bijian, sayuran, buahbuahan,daging dan susu akan mengalami perubahan biokimia setelah bahan-bahan ini dipanen atau dipisahkan dari induknya. Bahan-bahan segar ini umumnya
mengandung air yang cukup tinggi sehingga memungkinkan adanya akifitas enzim
dan menyebabkan terjadinya perubahan warna, tekstur, aroma dan nilai gizi bahan.
Contoh perubahan biokimiawi yang terjadi pada bahan pangan adalah pencoklatan
pada buah yang memar atau terkupas kulitnya, atau daging segar yang berubah warna menjadi hijau dan berbau busuk.

2. Perubahan Kimiawi dan Migrasi Unsur-Unsur
Perubahan kimiawi yang terjadi pada bahan pangan disebabkan oleh
penggunaan anioksidan, fungisida, plastisizer, bahan pewarna dan pestisida yang
dapat bermigrasi ke dalam bahan pangan. Pengemasan dapat mecegah terjadinya
migrasi bahan-bahan ini ke dalam bahan pangan.

a. Keracunan Logam
Logam-logam seperti timah, besi, timbal dan alumunium dalam jumlah yang
besar akan bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Batas maksimum
kandungan logam dalam bahan pangan menurut FAO/WHO adalah 250 ppm untuk timah dan besi dan 1 ppm untuk timbal. Logam-logam lain yang mungkin mencemari bahan pangan adalah air raksa (Hg), kadmiun (Cd), arsen (Ar), antimoni (At), tembaga (Cu) dan seng (Zn) yang dapat berasal dari wadah dan mesin pengolahan atau dari campuran bahan kemasan. Wadah dan mesin pengolahan yan telah mengalami korosi dapat menyebabkan pencemaran logam ke dalam bahan pangan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya korosif adalah asam organik, nitrat, oxidizing agent, atau bahan pereduksi, penyimpanan, suhu, kelembaban dan ada tidaknya bahan pelapis (enamel). Keracunan yang diakibatkan logam-logam ini dapat berupa keracunan ringan atau berat seperti mual-mual, muntah, pusing dan keluarnya keringat dingin yang berlebihan.

b. Migrasi Plastik Ke Dalam Bahan Pangan
Plastik dan bahan-bahan tambahan dalam pembuatan plastik plastisizer, stabilizer dan antioksidan dapat bermigrasi ke dalam bahan pangan yang dikemas
dengan kemasan plastik dan mengakibatkan keracunan. Monomer plastik yang dicurigai berbahaya bagi kesehatan manusia adalah vinil klorida, akrilonitril, metacrylonitril, vinilidenklorida dan styrene. Monomer vinil klorida dan akrilonitril
berpotensi untuk menyebabkan kanker pada manusia, karena dapat bereaksi dengan komponen DNA yaitu guanin dan sitosin (pada vinil klorida) sedangkana denin dapat bereaksi dengan akrilonitril (vinil sianida). Metabolit vinil klorida yaitu epoksi kloretilenoksida merupakan senyawa yang bersifat karsinogenik. Tetapi metabolit ini hanya dapat bereaksi dengan DNA jika adenin tidak berpasangan dengan sitosin. Vinil asetat dapat menimbulkan kanker tiroid, uterus dan hati pada hewan. Vinil klorida dan vinil sianida bersifat mutagenik terhadap mikroba Salmonella typhimurium. Akrilonitril dapat membuat cacat lahir pada tikus-tikus yang
memakannya. Monomer akrilat, stirena dan metakrilat serta senyawa turunannya seperti vinil asetat, polivinil klorida (PVC), kaprolaktan, formaldehida, kresol, isosianat oragnik, heksa-metilendiamin, melamin, epidiklorohidrin, bispenol dan akrilonitril dapat menyebabkan iritasi pada saluran pencernaan terutama mulut, tenggorokan dan lambung. Plastisizer seperti ester posporik, ester ptalik, glikolik, chlorinated aromatik dan ester asam adipatik dapat menyebabkan iritasi. Plastisizer DBP (Dibutil Ptalat) pada PVC termigrasi cukup banyak yaitu 55-189 mg ke dalam minyak zaitun, minyak jagung, minyak biji kapas dan minyak kedele pada suhu 30oC selama 60 hari kontak. Plastisizer DEHA (Di 2-etilheksil adipat) pada PVC termigrasi ke dalam daging yang dibungkusnya (yang mengandung kadar lemak 20-90%) sebanyak 14.5-23.5 mg/dm2 pada suhu 4oC selama 72 jam. Plastisizer yang aman untuk kemasan bahan pangan adalah heptil ptalat, dioktil adipat, dimetil heptil adipat, di-N-desil adipat, benzil aktil adipat, ester dari asam sitrat, oleat dan sitrat. Stabilizer yang aman digunakan adalah garam-garam kalsium, magnesium dan natrium, sedangkan antioksidan jarang digunakan karena bersifat karsinogenik.
Laju migrasi monomer ke dalam bahan yang dikemas tergantung dari lingkungan. Konsentrasi residu vinil klorida awal 0.35 ppm termigrasi sebanyak 0.020 ppm selama 106 hari kontak pada suhu 25oC. Monomer akrilonitril keluar dari plastik dan masuk ke dalam makanan secara total setelah 80 hari kontak pada suhu 40oC. Semakin tinggi suhu maka semakin banyak monomer plastik yang termigrasi ke dalam bahan yang dikemas. Oleh karena itu perlu penetapan tanggal kadaluarsa pada bahan yang dikemas dengan kemasan plastik. Batas ambang maksimum dari monomer yang ditoleransi keberadaannya di dalam bahan pangan ditentukan oleh hasil tes toksisitas (LD 50) serta jumlah makanan yang dikonsumsi/hari. Di Belanda toleransi maksimum yang diizinkan adalah 60 ppm migran dalam makanan atau 0.12 mg/cm2 permukaan plastik. Di Jerman toleransi maksimum yang diizinkan adalah 0.06 mg/cm2 lembaran plastik. Batas toleransi untuk monomer vinil klorida 0.05 ppm (di Swedia 0.01 ppm). Kantong plastik polietilen dan polipropilen mempunyai daya toksisitas yang rendah yaitu dengan ambang batas maksimum 60 mg/kg bahan pangan. Metode dan alat yang dapat digunakan untuk mendeteksi dan menganalisa migrasi komponen plastik dalam bahan pangan adalah pelabelan radioaktif, termogravimetri, spektrofotometer, Gas Chromatography (GC), High Performance Liquid Chromatography (HPLC) dan Gas Chromatography-Mass Spectrometer (GC-MS), yang dapat mendeteksi migran dengan kadar 10-20 gram – 10-6 gram. Selain monomer plastik, timah putih (Sn) juga dapat bermigrasi pada makanan kaleng dengan batas maksimum 250 mg/kg. Sn merupakan mineral yang secara alami terdapat pada bahan pangan yaitu sebesar 1 mg/kg dan dibutuhkan oleh manusia
dalam jumlah kecil. Dosis racun dari Sn adalah 5-7 mg/kg berat badan. Sn dapat mengkontaminasi bahan pangan melalui wadah/kaleng dan peralatan pengolahan.

C. KERUSAKAN MIKROBIOLOGIS
Bahan kemasan seperti logam, gelas dan plastik merupakan penghalang yang
baik untuk masuknya mikroorganisme ke dalam bahan yang dikemas, tetapi penutup kemasan merupakan sumber utama dari kontaminasi. Kemasan yang dilipat atau dijepret atau hanya dilapisi ganda merupakan penutup kemasan yang tidak baik.
Penyebab kontaminasi mikroorganisme pada bahan pangan adalah :
- kontaminasi dari udara atau air melalui lubang pada kemasan yang ditutup
secara hermetis.
- Penutupan (proses sealer) yang tidak sempurna
- Panas yang digunakan dalam proses sealer pada film plastik tidak cukup karena
sealer yang terkontaminasi oleh produk atau pengaturan suhu yang tidak baik.
- Kerusakan seperti sobek atau terlipat pada bahan kemasan.
Kemasan bahan pangan sangat mempengaruhi sterilitas atau keawetan dari
bahan pangan yang sudah disterilisasi, diiradiasi atau dipanaskan dengan pemanasan ohmic. Permeabilitas kemasan terhadap gas akan mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme, terutama terhadap mikroorganisme yang anaerob patogen. Untuk melindungi bahan pangan yang dikemas terhadap kontaminasi mikroorganisme, makape rlu dipilih jenis kemasan yang dapat melindungi bahan dari serangan mikroorganisme.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam memilih jenis kemasan yang baik untuk mencegah kontaminasi mikroba adalah :
a. Sifat perlindungannya terhadap produk dari masuknya mikroorganisme dari
luar kemasan ke dalam produk.
b. Kemungkinan berkembang biaknya mikroorganisme di ruangan antara produk
dengan tutup (head space).
c. Serangan mikroorganisme terhadap bahan pengemas.

D. KERUSAKANMEKANIS
Faktor-faktor mekanis yang dapat merusak bahan-bahan hasil pertanian segar dan bahan pangan olahan adalah :
a.        Stress atau tekanan fisik, yaitu kerusakan yang diakibatkan karena jatuh atau oleh adanya gesekan.

b.        Vibrasi (getaran), yang dapat mengakibatkan kerusakan pada bahan atau kemasan selama dalam perjalanan atau distribusi. Untuk menanggulanginya dapat digunakan bahan anti getaran. Jenis perlindungan yang dapat diberikan kepada bahan pangan atau kemasan bahan pangan untuk mencegah kerusakan mekanis tergantung dari model dan jumlah tumpukan barang atau kemasan, jenis transportasi (darat, laut atau udara) dan jenis barang. Kemampuan kemasan untuk melindungi bahan yan dikemasnya dari kerusakan mekanis tergantung pada kemampuannya terhadap kerusakan akibat tumpukan di gudang atau pada alat transportasi, gesekan dengan alat selama penanganan, pecah atau patah akibat tubrukan selama penanganan atau getaran selama transportasi.

Beberapa bahan pangan misalnya buah-buahan yang segar, telur dan biskuit
merupakan produk yang sangat mudah rusak dan memerlukan tingkat perlindungan yang lebih tinggi untuk mencegah gesekan antara bahan, seperti penggunaan kertas tissue, lembaran plastik, kertas yang dibentuk sebagai kemasan individu (misalnya karton untuk telur, wadah buah dan lain-lain). Bahan-bahan pangan lain, dilindungi dengan cara mengemasnya dengan kemasan yang kaku dan pergerakannya dibatasi dengan dengan kemasan plastik atau stretch/shrink film yang dapat mengemas produk dengan ketat. Peti kayu atau drum logam merupakan kemasan dengan perlindungan mekanis yang baik Kemasan ini sekarang sudah digantikan dengan bahan komposit yang lebih murah yang terbuat dari kotak serat (fiberboard) dan polipropilen.

E. KADAR AIR DAN GAS
Kehilangan air atau peningkatan kadar air merupakan faktor yang penting dalam penentuan masa simpan dari produk pangan. Kemasan memberikan kondisi
mikroklimat bagi bahan yang dikemasnya, dan kondisi ini ditentukan oleh tekanan uap air dari bahan pangan pada suhu penyimpanan dan permeabilitas kemasan. Pengendalian kadar air pada kemasan dan bahan pangan dapat mencegah kerusakan oleh mikroorganisme dan enzim, menurunnya nilai penampilan (tekstur) bahan, kondensasi di dalam kemasan yang mengakibatkan pertumbuhan mikroba atau mencegah freezer burn pada bahan pangan beku. Pengaruh perubahan kadar air pada bahan pangan ditunjukkan oleh kurva isotermi sorpsi air yang menggambarkan hubungan antara kadar air bahan pangan dengan kelembaban relatif keseimbangan ruang tempat penyimpanan bahan atau akivitas air (aw) pada suhu tertentu. Pada umumnya kurva isotermi sorpsi bahan pangan berbntuk sigmoid (menyerupai huruf S) dan isotermi sorpsi ini dapat menunjukkan pada kadar air berapa dicapai tingkat aw yang diinginkan ataupun dihindari, serta terjadinya perubahan-perubahan penting kandungan air yang dinyatakan dalam aw.
Bentuk kurva isotermi sorpsi adalah khas untuk setiap bahan pangan, an daerahisotermiknya dapat dibagi menjadi beberapa bagian tergantung dari keadaan air didalam bahan pangan tersebut. Kurva isotermi sorpsi air dibagi menjadi 3 bagian seperti terlihat pada Gambar 2.1. Daerah I merupakan absorpsi air yang bersifat satu lapis air (monolayer) dan berada pada RH antara 0-20%, daerah II menyatakan terjadinya pertambahan lapisan di atas satu lapis molekul air (multilayer) yang terjadi pada RH antara 20-70%, dan daerah III merupakan daerah dimana kondensasi air pada pori-pori mulai terjadi (kondensasi kapiler) (Van den Berg and Bruin, 1981). Bahan pangan yang mempunyai keseimbangan kelembaban relatif (RH) yang rendah, seperti makanan kering, biskuit dan snack, membutuhkan kemasan dengan permeabilitas terhadap air yang rendah agar tidak kehilangan kerenyahannya. Jika nilai aktivitas air (aw) dari bahan meningkat sehingga sesuai dengan tingat aw yang dibutuhkan oleh mikroba, maka mikroba akan tumbuh dan bahan menjadi rusak. Nilai
 aktivitas air minimun untuk pertumbuhan beberapa jenis mikroorganisme dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Aktivitas air (aw) minimun untuk pertumbuhan mikroorganisme
Mikroorganisme aw minimum
Bakteri 0.90
Khamir 0.62
Kapang 0.62
Bakteri Osmofilik 0.75
Ragi Osmofilik 0.61
`
Gambar 2.1. Bentuk Umum Kurva Isotermi Sorpsi Air Bahan Pangan (Van den Berg
and Bruin, 1981).
Kaar Air (%,bk)
ERH (%)
20 70
I
II
III
I. Daerah Monolayer
II. Darah Mulilayer
III. Daerah Kondensasi
Kapiler
Penyimpanan bahan pangan seperti albumin telur dan tepung susu di bawah
daerah monolayer dapat menyebabkan terjadinya :
- kenaikan peroksida akibat dekomposisi ikatan dekomposisi ikatan
hidroperoksida.
- Hilangnya warna merah mua (pink) akibat rusaknya pigmen
- Berkuranngnya air yang tersedia untuk membentuk hidrasi trace metal pada
reaksi katalisa aktif.
Daerah yang aman untuk penyimpanan produk pangan di dalam kemasan
adalah pada ERH 20-55% dimana pada daerah ini bahan pangan terbebas dari
kemungkinan terjadinya pencoklatan non enzimatis. Pada ERH di atas 60%, maka
bahan pangan yang berlemak dapat mengalami ketengikan akibat hidrolisa lemak
menjadi asam lemak bebas yang dikatalisir oleh enzim lipase. Penyimpanan produk
pada ERH di atas 70% akan menyebabkan terjadinya kerusakan, karena tersedianya air
bebas yang dapat digunakan untuk berbagai reaksi-reaksi kimia seperti reaksi
pencoklatan enzimais, kerusakan oleh mikroorganisme serta kerusakan tekstur dan
sifat-sifat reologi produk.
Bahan pangan yang mengandung lemak atau komponen lain yang sensitif
terhadap oksigen memerlukan kemasan yang permeabilitasnya terhadap oksigen
rendah. Bahan pangan segar dengan tingkat respirasi dan kelembaban relatif yang
tinggi membutuhkan derajat permeabilitas yang tinggi untuk memungkinkan
perpindahan oksigen dan karbon dioksida ke lingkungan atmosfir di sekitarnya tanpa
kehilangan kadar air yang menyebabkan kehilangan berat dan
penyusutan/pengeriputan bahan.
Bahan pangan yang didinginkan membutuhkan pengontrolan terhadap
pergerakan uap air keluar dari kemasan untuk mencegah terjadinya kondensasi di
dalam kemasan jika suhu penyimpanan berubah.
Kemasan harus impermiabel terhadap aroma yang diinginkan dari bahan
pangan, misalnya kopi dan makanan ringan juga untuk mencegah masuknya bau
seperti pada tepung atau makanan berlemak. Kemasan juga harus dapat mencegah
masuknya warna dari plastisizer, tinta pencetak kemasan, perekat atau pelarut yang
digunakan dalam pembuatan kemasan. Kemasan gelas dan logam kedap terhadap gas
dan uap, sedangkan film plastik mempunyai kisaran permeabilitas yang luas
tergantung pada ketebalan, komposisi kimia serta struktur dan orientasi molekul di
dalam film plastik.
Bau yang berasal dari kemasan plastik dapat timbul dari :
1. Pembentukan gugus karbonil apabila plastik polietilen dipanaskan pada suhu
tinggi.
2. Zat antioksidan yang dapat mengadakan interaksi dan membentuk produk yang
berbau.
3. Pecahan-pecahan molekul pada kemasan.
Oksigen dapat menyebabkan terjadinya proses oksidasi yang tidak diinginkan
bagi produk-produk yang peka terhadap oksigen seperti vitamin A dan C. Pencegahan
reaksi oksidasi dapat dilakukan dengan cara :
- Pengaturan kadar oksigen
Konsentrasi oksigen pada ruang penyimpanan atau di dalam kemasan untuk
produk-produk yang peka terhadap oksigen adalah 3-5%. Konsentrasi oksigen
di bawah 2% menyebabkan terjadinya respirasi anaerob yang dapat
mengakibatkan kebusukan pada bahan.
- Pengaturan kadar CO2
Konsentrasi CO2 untuk penyimpanan komoditi pertanian adalah 5-10% (kecuali
untuk penyimpanan apel, tomat dan jeruk).
- Pengemasan dalam kemasan kedap udara
Kemasan kedap udara (vakum) digunakan untuk mengemas keju dan makanan
bayi.
Penyimpanan dengan cara pengaturan komposisi udara atau pengaturan
konsentrasi oksigen dan karbondioksida dikenal dengan penyimpanan dengan
pengendalian atmosfir. Ada beberapa metode penyimpanan dengan pengendalian
atmosfir , yaitu Controlled Atmosphere Storage (CAS), Modified Atmosphere Storage (MAS),
dan Hypobaric Storage. Controlled amosphere storage adalah metode penyimpanan dengan
pengendalian konsentrasi oksien dan karbondioksida secara terus menerus sesuai
dengan konsentrasi yang diinginkan. Modified Amosphere Storage adalah penyimpanan
dimana perubahan komposisi udara disebabkan oleh aktivitas respirasi dari produk
yang dikemas. Hypobaric Storage adalah penyimpanan dengan tekanan rendah
sehingga terjadi penurunan konsentrasi oksigen dan peningkatan konsentrasi karbon
dioksida.

F. PERUBAHAN SUHU
Pengaruh insulasi dari kemasan ditentukan oleh konduktivitas panas dan
reflektivitas dari kemasan. Bahan kemasan dengan konduktivitas panas yang rendah
misalnya kotak karton, polystirene atau poliuretan akan mengurangi pindah panas
konduksi, dan bahan kemasan yang reflektif seperti alumunium foil akan
merefleksikan panas. Pengendalian suhu penyimpanan merupakan hal penting untuk
dapat menjaga bahan pangan dari perubahan suhu. Jika kemasan dipanaskan misalnya
sterilisasi dalam kemasan atau makanan siap saji yang dipanaskan di dalam microwave,
maka kemasan yang digunakan harus tahan terhadap suhu tinggi.

G. PENGARUH CAHAYA
Transmisi cahaya ke dalam kemasan dibutuhkan agar kita dapat melihat isi dari
kemasan tersebut. Tetapi untuk produk-produk yang sensistif terhadap cahaya,
misalnya lemak yang akan mengalami oksidasi dengan adanya cahaya atau kerusakan
riboflavin dan pigmen alami, maka harus digunakan kemasan yang opaq (berwarna
gelap) sehingga tidak dapat dilalui oleh cahaya.
Jumlah cahaya yang dapat diserap atau ditransmisikan tergantung pada bahan
kemasan, panjang gelombang dan lamanya terpapar oleh cahaya. Beberapa bahan
kemasan seperti polietilen densitas rendah (LDPE) mentransmisikan cahaya tampak
(visible) dan ultraviolet, sedangkan kemasan polivinil klorida (PVC) mentransmisikan
cahaya tampak tapi cahaya ultraviolet akan diabsorbsi.
Perubahan yang terjadi akibat cahaya antara lain adalah :
1. Pemudaran warna, seperti pada daging dan saus tomat.
2. Ketengikan pada mentega (terutama jika terdapat katalis Cu).
3. Pencoklatan pada anggur dan jus buah-buahan
4. Perubahan bau dan menurunnya kandungan vitamin A,D,E,K dan C, serta
penyimpangan aroma bir.
                       
DAFTAR BACAAN

1. Syarief, R., S.Santausa, St.Ismayana B. 1989. Teknologi Pengemasan Pangan.
Laboratorium Rekayasa Proses Pangan, PAU Pangan dan Gizi, IPB.
2. Van den Berg,C and S.Bruin, 1981. Water Activity and Estimation in Food System.
In : L.B.Rockland and G. F.Stewart (ed). Water Activity : Influences on Food
Quality. Academic Press, New York.
3. Winarno, F.G. 1990. Migrasi Monomer Plastik Ke Dalam Makanan. Di dalam :
S.Fardiaz dan D.Fardiaz (ed), Risalah Seminar Pengemasan dan Transportasi
dalam Menunjang Pengembangan Industri, Distribusi dalam Negeri dan
Ekspor Pangan. Jakarta.




10 Cara Diet Sehat & Sederhana
  1. Pertama-tama kenali tubuh sendiri.
    Berhentilah membandingkan dengan tubuh teman-teman Anda. Saat Anda mengenal cara kerja tubuh sendiri, maka akan lebih mudah untuk memenuhi apa yang dibutuhkannya.
  2. Makan secara teratur dengan menu dan porsi yang cukup.
  3. Seperti kata pepatah, "Makanlah sebelum lapar dan berhentilah sebelum kenyang."
  4. Lebih banyak konsumsi buah dan sayur.
    Orang langsing rata-rata makan lebih dari satu sajian buah dan makan lebih banyak serat dan kurang lemak dibanding orang gemuk. Itu hasil penelitian yang dipublikasikan di Journal of the American Dietetic Association tahun 2006.
  5. Jangan lupakan Sarapan pagi
    Mulailah hari dengan menu dan porsi sarapan yang cukup. Ini akan membantu mengurangi asupan kalori di sepanjang sisa hari.
  6. Perbanyak Minum air putih.
    Cukupi kebutuhan air putih anda minimal 2 liter per hari.
  7. Berolahragalah.
    Jadikan itu sebagai kegiatan yang tidak bisa dikompromikan lagi.Ber-aerobik dengan musik kesukaan bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan. Ajak keluarga untuk ikut bergerak. Awalnya mungkin agak aneh mendengarnya. Tapi begitu Anda mulai, bisa-bisa Anda lupa berhenti.
  8. Bebas Gula
    Cobalah 2 minggu tanpa gula. Rasanya luar biasa mengetahui napsu makan Anda yang biasanya tak bisa dipendam berangsur-angsur menghilang.
  9. Jangan melakukan tindakan ekstrim.
    Tindakan ekstrim maksudnya seperti sama sekali tak makan demi kurus dalam waktu cepat. Yang terbaik adalah makan dalam porsi sedikit, yang mencakup tiga nutrisi yang dibutuhkan tubuh dan dua camilan tiap hari untuk metabolisme yang lebih efisien.
  10. Gosok gigi segera
    Setelah makan malam segera gosok gigi untuk mengingatkan diri Anda bahwa waktu makan sudah habis.
  11. Jangan sekali-kali kompensasikan perasaan ke makanan.
    Kebiasaan yang sangat tidak baik bila kita makan berlebih di saat-saat perasaan kita sedang buruk ataupun terlalu gembira. Pada umumnya orang yg terlalu terbawa emosi sesaat agak susah mengontrol pola makannya.

Pola Makan Diet

Porsi Makan Sedikit, Frekuensi Lebih Sering
Salah satu cara yang dapat Anda lakukan jika Anda ingin menurunkan berat badan adalah sebaiknya Anda makan dengan porsi sedikit namun frekuensi lebih sering. Penjelasannya bagaimana Porsi diperkecil dan frekuensi yang lebih tinggi ini akan membuat metabolisme tubuh Anda akan lebih aktif, sehingga pembakaran lemak akan terjadi.

Bagaimana makan lebih sering namun dalam beberapa porsi yang dibagi Berikut ini contohnya:

Sarapan (7.00)
1 telur rebus
1 cup oatmeal

Snack Pagi:  (10.00)
1 buah apel

Makan Siang (13.00)
1 ons dada ayam
1 cup nasi merah
1 cup sayur

Snack Siang (16.00)
1 potong roti gandum utuh
1 potong ikan atau daging panggang

Makan Malam:  (19.00)
 1 ons dada ayam
 1 cup sayuran

Sebelum Tidur  (21.00)
Susu Tinggi Protein namun rendah lemak dan gula.

Anda bisa lihat dari menu contoh tersebut bahwa kita tidak mengurangi konsumsi ikan, ayam dan daging. Protein di dalam ayam, ikan, dan daging tidak akan membuat Anda gemuk. Yang perlu diwaspadai adalah konsumsi gula dan karbohidrat yang terlalu banyak dalam nasi.

Perlu diperhatikan, mungkin beberapa orang bertanya kepada Anda bahwa mereka tidak bisa mengikuti jam-jam pola makan yang tertulis di atas. Saya ingin menggarisbawahi bahwa jam yang saya tulis disini hanyalah sebagai patokan saja. Tidak mengikat. Boleh disesuaikan dengan kondisi Anda karena kegiatan sehari-hari tiap-tiap orang pasti berbeda kan.

Poin utama disini adalah bahwa dengan makan lebih sering maka tubuh Anda akan lebih aktif mencerna. Proses mencerna yang sering ini yang akan mengaktifkan kembali metabolisme tubuh Anda. Banyak orang yang sedang menjalani pengaturan menu makanan diet seperti ini berkata saya tidak lapar koq disuruh makan. Ketahuilah fakta sebenarnya bahwa, tidak lapar itulah bukti bahwa metabolisme tubuh Anda memang lambat dan itu yang harus dirubah, dipercepat supaya pembakaran lemak terjadi.
Bagaimana, sudah siap menyusun jadwal makan besok pagi Mungkin pada awalnya Anda akan kaget dengan pola makan diet yang baru ini. Tapi lama-lama Anda akan terbiasa dan terbawa dalam sikap keseharian.